MAKASSAR – Dalam langkah inovatif untuk penguatan informasi digital masyrakat pesissir di Sulawesi Selatan, aplikasi Digital Shores resmi diuji coba di tiga lokasi yakni Desa Galesong Kota, Desa Laikang dan Pulau Barrang Caddi.
Program kolaboratif ini digagas oleh Swinburne University of Technology bersama Universitas Hasanuddin (UNHAS) dan Yayasan Konservasi Laut (YKL) Indonesia dengan dukungan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan.
Program yang didukung Department of Foreign Affairs (DFAT)-Australia Indonesia Institute ini bertujuan untuk menciptakan digital commons bagi masyarakat pesisir yang selama ini kurang terjangkau oleh teknologi digital. Konsep digital commons yang diusung oleh Digital Shores merujuk pada pengelolaan sumber daya digital secara bersama-sama oleh komunitas pesisir.
“Aplikasi ini memungkinkan nelayan dan masyarakat untuk berbagi dan mengelola informasi terkait cuaca, harga pasar, lokasi budidaya rumput laut, serta informasi keuangan secara kolektif. Berbeda dengan pendekatan digital berbasis korporasi, digital commons memberi kesempatan bagi komunitas untuk menentukan akses dan tata kelola informasi secara mandiri, sehingga memperkuat kedaulatan digital di tingkat local,” ujar inisiator program dari di Swinburne University Dr. Misita Anwar, Kamis (8/05/2025).
Pelatihan dan Uji Coba Lapangan

Sebelum diterapkan secara resmi, masyarakat pesisir di tiga lokasi tersebut terlebih dahulu mengikuti sesi pelatihan intensif mengenai penggunaan aplikasi Digital Shores. Sesi pelatihan ini diadakan secara langsung oleh tim pengembang dari UNHAS dan YKL Indonesia. Para peserta diajarkan cara mengunduh aplikasi, mengakses fitur, serta memahami cara menggunakan informasi digital secara efektif untuk kegiatan melaut dan perdagangan hasil tangkapan.
Setelah pelatihan, aplikasi kemudian diujicobakan langsung di lapangan, di mana para nelayan, perempuan pengelola hasil tangkapan, dan kelompok pemuda turut terlibat dalam simulasi penggunaan aplikasi. Fitur-fitur utama seperti live weather updates, lokasi budidaya rumput laut, serta informasi harga jual ikan di pasar lokal diperkenalkan secara interaktif.
Berdasarkan catatan lapangan, nelayan dan ibu-ibu pesisir yang hadir merespons positif aplikasi tersebut, terutama pada fitur prediksi cuaca dan pencatatan hasil tangkapan secara digital. Beberapa peserta menyampaikan usulan perbaikan terkait stabilitas aplikasi di perangkat dengan spesifikasi rendah.
“Beberapa nelayan merasa aplikasi sedikit lambat ketika diunduh, terutama jika jaringan internet tidak stabil,” jelas Prof Intan Areni, pembimbing pengembangan aplikasi dari UNHAS. “Kami menerima masukan ini dan akan melakukan optimalisasi pada versi selanjutnya,” tambahnya.
Workshop Evaluasi Bersama Pemangku Kepentingan

Setelah uji coba di tiga lokasi, sebuah workshop evaluasi diadakan di Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulawesi Selatan pada Senin, 14 April 2025. Lokakarya ini dihadiri oleh perwakilan pemerintah, penyuluh perikanan, peneliti dari UNHAS, Dinas Perikanan Kota Makassar, Dinas Perikanan Kabupaten Takalar, serta perwakilan komunitas pesisir. Melalui diskusi kelompok, para peserta mengevaluasi efektivitas aplikasi, tata kelola digital commons, serta peluang kolaborasi untuk memperluas cakupan aplikasi ke wilayah pesisir lainnya di Sulawesi Selatan.
“Kami berharap aplikasi ini dapat menjadi jembatan informasi yang memperkuat posisi tawar nelayan, meningkatkan keselamatan melaut, dan memperluas akses mereka terhadap pasar,” ujar Dr Ilham Alimuddin, perwakilan dari Universitas Hasanuddin yang terlibat langsung dalam program Digital shores.
“Pendekatan digital commons memungkinkan masyarakat untuk tidak hanya mengakses informasi, tetapi juga mengelola dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan secara kolektif,” tambahnya.
Sekretaris DKP Sulsel, Sitti Masniah Djabir juga menyampaikan apresiasinya terhadap proyek ini. “Kami melihat bahwa aplikasi seperti Digital Shores tidak hanya membantu nelayan dalam mengakses informasi, tetapi juga mendorong keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan berbasis data,” ungkapnya. Ia juga menambahkan bawa perlunya untuk memperluas akses aplikasi ini ke wilayah pesisir lainnya di Sulawesi Selatan.
Pengembangan Aplikasi
Setelah uji coba dan evaluasi ini, proyek Digital Shores akan memasuki fase pengembangan lebih lanjut dan optimalisasi aplikasi berdasarkan masukan dari pengguna dan pemangku kepentingan. Hasil evaluasi juga akan digunakan untuk mengembangkan modul pelatihan berbasis aplikasi agar masyarakat dapat menggunakan teknologi ini secara mandiri dan berkelanjutan.
Digital Shores bukan sekadar aplikasi; ia adalah langkah konkret menuju kedaulatan digital di masyarakat pesisir. Melalui keterlibatan masyarakat dalam setiap proses pengambilan keputusan, aplikasi ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan komunitas nelayan secara langsung dan berkelanjutan.
“Kami ingin masyarakat menjadi aktor utama dalam mengelola informasi dan memanfaatkannya untuk kesejahteraan bersama,” ujar Koordinator Networking YKL Indonesia, Adi Zulkarnain.
Proyek ini diharapkan menjadi model yang menginspirasi pengembangan teknologi digital di wilayah pesisir lainnya di Indonesia.