Hari MPA: Belajar dari Forum Pasibuntuluki dan Gurita yang Melimpah

Oleh : Rahmat Fajri

Saat matahari terbit di atas perairan Kota Makassar, di Pulau Langkai dan Lanjukang, saya melihat sesuatu yang istimewa. Bukan hanya laut yang biru atau pasir yang putih, tapi sebuah sistem hidup yang berdenyut di hati masyarakatnya.

Hari ini, 1 Agustus, saat dunia merayakan MPA (Marine Protected Areas) Day atau Hari Kawasan Konservasi Laut, saya teringat betul pelajaran yang saya dapatkan di sana.

Sistem Buka-Tutup: Ketika Kesepakatan Lisan Menyelamatkan Kehidupan

Nelayan memperlihatkan hasil tangkapan gurita yang ditangkap di lokasi buka tutup

Di Langkai dan Lanjukang, para nelayan yang tergabung dalam Forum Pasibuntuluki punya aturan main yang ditetapkan kolektif. Mereka menyebutnya sistem buka-tutup. Sederhana, tapi luar biasa.

Selama periode “tutup,” mereka sepakat untuk memberi waktu istirahat pada laut, terutama di area-area penting bagi biota laut. Di sanalah gurita, yang menjadi komoditas utama mereka, bisa berkembang biak tanpa gangguan.

Lalu, saat tiba waktunya untuk “buka,” hasilnya sungguh menakjubkan. Laut membalas kebaikan mereka dengan panen yang melimpah. Gurita yang ditangkap bukan hanya banyak, tapi juga besar dan berkualitas.

Saya melihat sendiri senyum di wajah para nelayan, sebuah senyum yang muncul bukan dari keberuntungan, tapi dari sebuah keyakinan: jika kita menjaga laut, laut akan menjaga kita.

Bukan Sekadar Aturan, Ini Adalah Hak dan Hati

Ketua Forum Pasibuntuluki Erwin RH mengangkat pelampung penanda lokasi penangkapan gurita dibuka setelah ditutup 3 bulan. Foto : YKL Indonesia

Apa yang membuat sistem ini begitu kuat? Saya percaya, itu karena sistem ini bukan datang dari peraturan pemerintah, melainkan dari kesadaran dan kepemilikan.

Melalui Forum Pasibuntuluki, mereka menegaskan hak tenurial mereka—hak untuk mengelola rumah mereka sendiri. Ini adalah fondasi yang membuat setiap keputusan buka-tutup dijalankan dengan penuh tanggung jawab.

Di sinilah kami, dari YKL, mencoba hadir. Kami melihat bahwa kearifan ini adalah permata yang harus dijaga. Peran kami bukan untuk memberi perintah, melainkan untuk mendukung.

Kami membantu mereka mendokumentasikan aturan mereka, melatih mereka untuk memantau kesehatan laut dengan cara yang sederhana, dan menguatkan Forum Pasibuntuluki sebagai wadah resmi. Tujuannya satu: agar suara mereka didengar dan hak mereka diakui.

Pelajaran Terbesar dari Langkai dan Lanjukang

Nelayan sedang melakukan penangkapan gurita. Foto : YKL Indonesia

Hari MPA ini mengingatkan saya pada satu hal: konservasi laut yang sejati bukanlah tentang membuat zona-zona larangan, tapi tentang memberdayakan manusia di dalamnya.

Masyarakat Langkai dan Lanjukang, melalui sistem buka-tutup, telah mengajarkan kita bahwa kesejahteraan manusia dan kelestarian alam adalah dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan.

Di sana, saya melihat bukan hanya laut yang sehat, tapi juga komunitas yang kuat, tangguh, dan penuh harapan. Dan itulah, bagi saya, makna sesungguhnya dari konservasi.

Berita Terkait

Scroll to top