Forkom Narasi Lahir untuk Memperkuat Nelayan Kakap dan Kerapu Indonesia

MAKASSAR – Forum Komunikasi Nelayan Kakap dan Kerapu Indonesia yang disingkat Forkom Narasi yang diinisiasi nelayan dari berbagai lokasi di Sulawesi Selatan (Sulsel) lahir untuk menguatkan posisi nelayan dalam tata kelola perikanan skala kecil.

Demikian disampaikan Ketua Forkom Narasi, Erwin RH saat memberikan sambutan pada kegiatan Pelatihan dan Legalisasi Forum Komunikasi Nelayan Kakap dan Kerapu Indonesia di Hotel Royal Bay, Kota Makassar, Jumat 14 Juli 2023.

“Harapan kami, bagaimana nelayan dan pemerintah dapat bersama-sama untuk kemajuan nelayan kakap dan kerapu. Dan saya kira dengan adanya forum dan pertemuan ini, nelayan kakap-kerapu lebih bersemangat lagi,” ujar Erwin yang merupakan nelayan dari Pulau Langkai Kota Makassar.

Erwin menjelaskan bahwa Forkom Narasi lahir dari hasil pertemuan nelayan skala kecil kakap dan kerapu pada tanggal 15 – 16 Maret 2023 lalu di Kota Makassar yang dihadiri 30 nelayan dari 5 lokasi di 3 kabupaten atau kota di Sulsel.

“Hari ini kami 10 nelayan dari 5 lokasi yang telah ditunjuk sebagai pengurus kembali bertemu bersama-sama untuk belajar bersama dengan notaris bagaimana forum ini bisa legal dan terdaftar. Kami belajar bagaimana bisa terbit akta notaris dan terdaftar di Kementerian Hukum,” kata Erwin.

“Forkom Narasi yang lahir di Sulsel ini, kami harap nantinya akan menjadi wadah bagi nelayan kakap dan kerapu di Seluruh Indonesia,” Erwin menambahkan.

Ketua Forum Komunikasi Nelayan Kakap dan Kerapu Indonesia, Erwin RH saat menyampaikan sambutan

Kegiatan pelatihan dan legalisasi ini difasilitasi Sustainable Fisheries Partnership (SFP) dan Yayasan Konservasi Laut (YKL) Indonesia yang saat ini bersama-sama mendorong pengembangan co-Management perikanan kakap-Kerapu skala kecil di Sulawesi Selatan.

Tujuan program ini untuk memperkuat pengelolaan perikanan skala kecil kakap dan kerapu berbasis masyarakat yang melindungi sumberdaya ikan dan meningkatkan penghidupan nelayan.

Hadir Notaris dan PPAT Dr. Mira Nila Kusuma Dewi yang menyampaikan pembahasan tentang legalitas forum dan beberapa opsi legalitas hukum yang bisa digunakan oleh nelayan. Selanjutnya bersama-sama menyiapkan berkas administrasi dan persyaratan untuk legalitas forum.

Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP Sulsel, Andi Agung (Tengah) saat memberikan sambutan pada Pelatihan dan Legalisasi Forum Komunikasi Nelayan Kakap dan Kerapu

Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulsel, Andi Agung yang membuka kegiatan pelatiha memberikan dukungan penuh lahirnya Forkom Narasi.

“Kehadiran Forum Komunikasi Nelayan Kakap dan Kerapu ini sangat luar biasa. Teman-teman nelayan sudah melangkah jauh dan kami dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan menyambut baik dan mendukung adanya forum ini,” ujar Andi Agung.

Ia menyebut dengan adanya forum nelayan berdasarkan komoditas ini dapat memberikan dampak yang positif kepada nelayan sendiri. Hal ini sejalan dengan program pemerintah Sulsel terkait perbaikan data nelayan mulai dari alat tangkap, kapal dan hasil produksi berdasarkan komoditas.

“Nelayan kakap dan kerapu sudah mulai melakukan ini, dan kedepannya forum ini diharapkan mampu memberi dampak pada perbaikan lingkungan sehingga hasil produksi dan pastinya ekonomi meningkat juga. Kita tidak bisa diatur oleh pihak lain, Bapak-bapak nelayan harus berdaya dan bisa memberikan tekanan kepada pasar,” tegas Andi Agung.

“Forum ini sudah terbentuk, mudah-mudahan kedepannya bisa memiliki posisi tawar dalam menetapkan harga komoditas perikanan. Karena kalau terkait sembako, tinggal yang di lingkup kelautan ini yang belum ditetapkan harganya. Sehingga dengan adanya forum nelayan, kita yang harus menyuarakan,” tambah Andi Agung.

Pengurus Forum Komunikasi Nelayan Kakap dan Kerapu bersama dengan Penyuluh Perikanan Mendengarkan Materi terkait legalisasi forum

Sementara Technical Advisor SFP untuk Asia-Pasific, Christo Hutabarat menyampaikan forum ini akan menjadi wadah nelayan yang lebih kuat untuk bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak.

“Nelayan berkeinginan untuk mengorganisir diri menjadi satu kelompok agar bisa menyuarakan aspirasi mereka dengan santun, elok, dan elegan. Sebagai sebuah kelompok, mereka bisa menyuarakan suaranya, diterima dengan baik oleh pihak yang berwenang. Serta dapat bekerjasama, bergandengan tangan dengan pihak manapun juga,” ujar Christo.

Christo menjelaskan, forum ini bukan hanya sekedar berkelompok, tetapi harus legal dan terdaftar. Sehingga suaranya pun menjadi suara yang legal karena memiliki landasan legal pula.

Direktur Eksekutif YKL Indonesia, Nirwan Dessibali menyampaikan apresiasinya kepada nelayan yang memiliki semangat tinggi sehingga terbentuk Forum ini.

“Kami dari YKL Indonesia dan SFP hanya hadir sebagai pendamping. Terkait bentuk, tujuan hingga aturan Forum, lahir dari inisiatif nelayan sendiri. Semoga forum nelayan kakap dan kerapu semakin memperkuat suara dari para nelayan,” kata Nirwan. (*)

Berita Terkait

Scroll to top